Skip to main content
Gong Budaya

follow us

Di Danau Singkarak, Nelayan Manjalo Ikan Bilih

Bila anda berwisata ke Danau Singkarak, jangan lupa beli ikan bilih ! Pesan itu lazim disampaikan kepada orang-orang yang berkunjung ke Ombilin.  Ombilin adalah sebuah kampung yang terletak di Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Perjalanan ke kampung ini dapat ditempuh kurang lebih tiga jam dari kota Padang. Banyak orang yang singgah untuk menikmati indahnya Danau Singkarak serta tidak lupa untuk membeli Ikan Bilih buah tangan khas Danau Singkarak.

Danau Singkarak terkenal akan beragam ikannya, seperti ikan sasau, ikan kuriak, ikan bilih dan lainnya. Diantara ikan tersebut ikan bilih banyak digemari oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat luar Sumbar. Karena rasa ikan bilih yang nikmat membuat banyak permintaan akan ikan ini. Ikan ini berbeda dengan ikan bilih Medan. Menangkap ikan inipun tidak seperti ikan biasanya yang dipancing , melainkan dengan cara manjalo. Apa itu manjalo?


Ikan bilih yang enak itu hanya ada di Danau Singkarak, selain rasanya yang enak juga gurih, biasanya tersedia dalam berbagai sajian. Ada dalam bentuk kering, ada yang sudah siap dimakan berupa gorengan dan pangek Bilih. Ikan bilih bisa ditemukan di sejumlah pasar di kawasan Sumatera Barat dan tentunya di Pasar Ombilin sendiri. Beberapa pengolah Ikan bilih juga memasarkan secara online. Tapi tahukah anda cara menangkap ikan Bilih Danau Singkarak yang enak itu ? Ikan Bilih didapat dengan Manjalo.

Manjalo (menjaring) merupakan menangkap ikan dengan cara menjaringnya dengan jaring yang besar. Jaring tersebut dirajut sedemikian rupa sehingga bentuk jaring tersebut menyerupai kelambu terbuat dari benang sansi dan cukup lebar untuk digunakan menangkap ikan Bilih dengan jumlah yang banyak. Berbeda dengan jaring yang biasa digunakan orang untuk menangkap ikan. Jaring ini ukurannya lebih lebar dan cara penggunaannya disebar sekitar tempat para nelayan manjalo ikan. Biasanya para nelayan sekitar Kampung Ombilin, manjalo pada malam hari karena air Danau yang tenang. Jalo ini dapat digunakan dengan tangan atau dari perahu. Tidak hanya itu saja, setelah jalo disebar maka jalo tidak langsung diangkat.

Manjalo (foto dok.Rio Warham)
 Melainkan ditunggu beberapa saat hingga ikan-ikan bilih itu terperangkap dalam jalo. Mengangkat jalo tidaklah semudah yang dibayangkan. Jalo ditarik keluar dengan dengan menurunkan dan mengangkatnya keatas. Tingginya permintaan ikan bilih membuat para nelayan sekitar kampung berbondong-bondong menangkap ikan bilih. Mendapatkan ikan bilih tidaklah mudah untuk saat ini karena populasi bilih singkarak yang berkurang sehingga ikan bilih cukup mahal saat ini.

Jadi manjalo merupakan pekerjaan yang cukup banyak dilakukan oleh para nelayan sekitar kampung ombilin. Dua keuntungan pekerjaan yang bisa didapat dari ikan bilih yaitu, nelayan manjalo dan Ibu-Ibu menggoreng ikan bilih. Meski pun begitu, kini keberadaan ikan Bilih teracam punah. (kiriman:Aulia Apriani / Gb1-ed)

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar