Skip to main content
Gong Budaya

follow us

Kota Pariaman Dalam Perspektif Promosi Pariwisata

Oleh. Harfiandri Damanhuri
 
Kota Pariaman sejak 2006 mulai serius mengarap wisata bahari (ekowisata). Dengan jumlah penduduk 81 ribu jiwa lebih. Kota Pariaman sudah dikunjungi oleh 2.5 juta wisatawan domestik dan 645 kunjungan dari wisatawan manca negara (Padek, 07 April 2016). Sebagai kota pesisir, Kota Pariaman juga telah dikunjungi oleh lk 35 negara di dunia yang sengaja datang untuk melihat kegiatan konservasi penyu di UPT-Konservasi Penyu, Desa Apar, Kota Pariaman.

Keberhasilan ini tidak lepas dari konsistensi pemerintah dalam menyusun program, melakukan pembangunan, pendekatan, keterlibatan masyarakat, langkah monitoring, evaluasi dari perkembangan kegiatan pembangunan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Baik dengan menata objek daya tarik alami (natural) maupun objek daya tarik baru yang sengaja dibuat (artificial).

Promosi adalah salah satu kata kunci keberhasilan Kota Pariaman menjadi destinasi wisata bahari yang diminati oleh semua orang untuk datang dan berkunjung. Keberhasilan ini tidak dapat dipungkiri dari berkembanganya UPT-Konservasi Penyu dengan kawasan terkait seperti pulau-pulau kecil, baik untuk tujuan wisata umum maupun wisata minat khusus ; konservasi dan edukasi. 

Kehadiran UPT-Penyu ikut memberi dampak (multiplier effect)  dengan berkembangnya unit Tabuik Diving Club (TDC) dengan program utama melakukan penyelaman di kawasan terumbu karang terutama karang hasil transplantasi. Juga memonitor keberadaan penyu dalam perairan dan lokasi-lokasi peneluran penyu di pantai/pulau kecil dalam Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kota Pariaman.

Promosi pariwisata Pariaman
Mural bahasa komunikasi promosi yang digunakan Pemko Pariaman (Foto.Dok.Harfiandri Damanhuri, 2014)
Efek lain juga berdampak terhadap moda transportasi laut lokal ; parahu yang sampai saat ini jumlahnya lk 30 unit. Inisiatif pembiayaan dan pengelolaan perahu dari masyarakat dan dibantu pemerintah SOP-nya. Jauh sebelumnya, jika kita mau berkunjung ke pulau kecil di depan pantai Kota Pariaman, hanya tersedia moda transportasi parahu nelayan ; kapal tonda dan parahu payang.

Berkembangnya wisata bahari, tentu tidak lepas dari peranan promosi yang dilakukan oleh semua pihak. Dengan pelaku utama tetap dari pemerintah kota sendiri. Dalam memajukan dan mengembangkan daerahnya sebagai destinasi utama untuk para wisatawan dalam dan luar negara pemerintahan kota melakukan upaya promosi diantaranya ; 1) Kawasan/daerah harus memiliki “identitas” sebagai sebuah kawasan tujuan dengan ciri khas tertentu (icon). Berbeda walaupun sama-sama memanfaatan dan mengembangkan sumberdaya laut, perairan dan kemaritiman. 2) Menyediakan bahan promosi yang jelas, dapat dimanfaatkan oleh stakeholders. 3)  Menyediakan bahan dalam bentuk poster besar, film, video, narasi yang dapat diaplikasikan untuk promosi didunia nyata maupun dunia maya. 4) Membuat iklan besar dalam media cetak berbagai level pembaca.  5) Membuat iklan dalam beberapa website, media sosial/FB, Twitter, WA dengan menggunakan teknologi android yang ditujukan kepada personal, komunitas, badan/lembaga, perusahan pariwisata yang akan berkunjung. 6) Membuat iklan di Radio, TV, dan media lainnya. 7) Mengadakan pameran, eksibisi, perlombaan di kawasan destinasi yang menarik. 8) Melakukan promosi ke beberapa negara yang berpotensi besar sebagai tamu yang akan datang. 9) Menjadi tuan rumah yang baik dan melayani semua tamu dalam skala nasional dan internasional serta 10) Menyediakan dan menerbitkan buku panduan/brosur/leaflet untuk wisatawan secara lengkap dengan bahasa yang jelas, sederhana serta nomor kontak komunikasi. Tentu dengan kualitas percetakan yang lux, memuaskan orang yang mendapatkannya. Sehingga tidak terbuang sia-sia setelah brosur tersebut sampai ke tangan pembaca, salam konservasi (10.07.2016)

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar