Skip to main content
Gong Budaya

follow us

BUNG Antologi Puisi Dosen Universitas Bung Hatta

“Kreatifitas tak bisa diempang,” ujar penyair Rusli Marzuki Saria (Papa) suatu kali ketika berceramah sastra di depan mahasiswa di Padang. Papa Rusli benar, apalagi kreativitas di bidang sastra. Menulis puisi, misalnya, siapa saja boleh, bisa melakukan dan memublikasikan puisinya, kapan dan di mana saja, termasuk di media sosial facebook, tanpa bisa diempang/dihalangi oleh siapa pun. Namun, motivasi menulis seseorang dan penguasaan hal-hal elementer dalam proses menulis kreatif sastra itu jelas tidaklah sama pada setiap orang. Motivasi menulis bisa muncul atas kesadaran sendiri karena memang dia butuh dan harus menulis sebagai tuntutan profesi, tapi tak jarang juga seseorang termotivasi menulis karena faktor eksternal, demi pencapaian sesuatu ambisi, sehingga motivasinya menulis sekadar “latah” dan temporer saja.

Dalam konteks inilah, saya mengapresiasi terbitnya buku “Bung” : Antologi Puisi Dosen Universitas Bung Hatta (Harfi Media Batulicin, Kalsel, cet. I. Juli 2015 : 90 halaman), yang saya terima dari Sdr. Hermawan, dosen dan penulis yang juga editor buku ini, Rabu (19/8/2015) lalu. Betapa tidak, terbitnya buku “Bung” yang memuat 70 puisi karya 10 orang dosen Universitas Bung Hatta (UBH) dari berbagai bidang ilmu ini, membuktikan bahwa, meski beragam latar belakang pendidikan dan disiplin ilmu, ternyata kreativitas mereka dalam menulis puisi tidaklah bisa diempang.

Di bagian awal buku ini memuat 3 puisi karya Mohammad Hatta (Bung Hatta), tokoh proklamator RI, yang juga penyair, dan selanjutnya memuat puisi-puisi karya 10 orang dosen UBH tersebut, yaitu Boy Yendra Tamin (dosen fakultas hukum -10 puisi), Edi Septe (teknik - 4 puisi), Endut Ahadiat (sastra – 7 puisi), Free Hearty (sastra – 8 puisi), Harfiandri Damanhuri (perikanan – 10 puisi), Hermawan (sastra – 10 puisi), Nursyam Saleh (hukum – 4 puisi), Suardi ML (perikanan – 6 puisi), Suparman Khan (hukum – 5 puisi) dan Yetty Morelent (FKIP – 6 puisi).

“Dengan beragamnya latar belakang pendidikan dan bidang keilmuan profesi penulis sajak di antologi ini, kita menjadi sangat senang dan sumringah, karena menulis sajak bukan milik mereka yang biasa berprofesi dan disebut sebagai penyair saja, tetapi bagi siapa saja,” kata Prof. Dr. Hasanuddin WS, M.Hum, kritikus sastra yang juga Guru Besar Ilmu Sastra Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) dalam tulisan pengantarnya di buku ini.

Menurut Hermawan, sebenarnya layout dan desain buku “Bung” telah selesai lebih lima belas tahun lalu, termasuk penulisan kata pengantarnya oleh Prof. Hasanuddin WS, tapi karena sesuatu dan lain hal baru bisa diterbitkan sekarang. Alasan ini sangat tepat, karena dari 10 dosen yang sajaknya dimuat dalam buku ini, masih terdapat nama Free Hearty (Bundo Free) dan Hermawan, padahal keduanya telah selama itu pula “meninggalkan” kampus UBH. Free Hearty hijrah jadi dosen ke perguruan tinggi di Jakarta, dan Hermawan pindah mengajar ke perguruan tinggi lainnya di Sumbar. Dahulu, keduanya, termasuk dosen sastra yang aktif menggerakkan berbagai kegiatan sastra dan budaya di kampus UBH.

Justru itulah, dengan terbitnya “Bung” dan untuk menggairahkan (kembali) kegiatan sastra di kalangan mahasiswa, ada baiknya kalau diadakan peluncuran dan bedah buku “Bung” ini di kampus UBH. Libatkan mahasiswa untuk meningkatkan wawasan sastra sekaligus memotivasi kreativitas mereka dalam menulis. Ide ini saya sampaikan langsung kepada Dekan FIB UBH, Dr. Elfiondri, SS, M. Hum seusai seminar di FBS UNP , 22 Oktober lalu. Pak Dekan waktu itu menyambut baik, namun sampai sekarang belum ada realisasinya. Kita berharap, semoga buku “Bung” --antologi puisi dosen UBH ini, tidak tenggelam di lautan apresiasi yang dangkal akibat riak-riak literasi yang lama dibiarkan sepi.*** (catatan Dasril Ahmad)

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar