Skip to main content
Gong Budaya

follow us

Hati Prajurit di Negeri Tanpa Hati

Catatan Dasril Ahmad

Ternyata, menulis kata pengantar untuk buku antologi puisi “duet” Zaidin Bakry dan Sastri Bakry (bapak dan anak) yang berjudul “Hati Prajurit di Negeri Tanpa Hati” tidaklah mudah, tidak semudah penulisan yang sama untuk antologi puisi penyair lain yang pernah saya kerjakan selama ini. Untuk buku ini membuat saya harus bekerja ekstrateliti dan hati-hati dalam mengumpulkan data-data faktual yang relevan berkaitan dengan profesi, pengalaman hidup dan suasana zaman yang melatarbelakangi karya-karya mereka, yang dipandang pas ditulis untuk mengantarkan terbitnya buku ini. Hal ini dipandang perlu, karena karya-karya mereka lahir dengan latarbelakang dan persoalan zaman yang berbeda.
Antologi Pusi Hati Prajurit
Antologi Pusi
Tapi syukurlah, dalam penerbitan ini saya tidak sendiri, tapi berdua dengan Sdr. Muhammad Subhan (novelis “Kabut Rinai Singgalang”) yang berdomisili di Padang Panjang. Urusan pengumpulan materi dan lay-out dipegang oleh M. Subhan, dan saya cuma menulis kata pengantarnya saja. “Mudah-mudahan bisa in-time ya?” demikian pesan singkat penyair Sastri Bakry kepada saya tadi siang. “Insya Allah, materi dan kerangka penulisannya sudah di kepala saya, tinggal menuliskan saja lagi. Kalau lagi mood menulis, beberapa jam selesai, Cuma mengeditnya nanti yang agak lama,” balas saya kepada Sastri yang berencana akan membawa buku ini ke acara “Perhimpunan Sastrawan dan Budayawan Negara Serumpun” (PSBNS) di Malaysia, 23 – 25 April 2015 mendatang. Insya Allah. ***

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar