Skip to main content
Gong Budaya

follow us

Ayo Berwisata Ke Perkampungan Limau Hantu

Oleh Harfiandri Damanhuri

Mungkin banyak yang tidak tahu, sebuah perkampungan diujung Nagari Teratak Tempatih, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, bernama Kampung Limau Hantu atau sekarang bernama Desa Limau Hantu.

Kawasan Kampung Limau Hantu barada sekitar lk 7 km dari jalan utama Painan-Batang Kapas. Dari simpang Tabek, sebelah kiri lk 200 m sebelum sampai di Pasar Kuok. Jalan masuk menuju kawasan Perkampungan Limau Hantu sepanjang 5 km, jalannya aspal dapat dilalui kendaraan roda dua. 

Setelah itu perjalanan dilanjutkan 2 km melalui jalan kecil rabat beton lebar 1 m yang sudah banyak pecah-pecah. Sebagian jalan yang dilalui mendaki dan berliku juga ditemukan jalan tanah dilereng bukit yang bersebelahan dengan aliran Sungai Batang Kapas. 


Perkampungan limau hantu

Dengan suasana kawasan pedesaan, panorama hutan dan perkampungan yang eksotik dengan rumah kayu, rumah semi permanen ditemukan disamping kiri kanan jalan. 

Sepanjang perjalanan kecil yang dapat dilalui dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki dengan suasana alam yang cukup tenang terdengar dengan jelas bunyi-bunyian monyet “cingkuak” yang bergelantungan dari sebuah pohon ke pohon lainnya, dan kicauan burung dalam hutan yang bertali-tali, serta suasana suhu kawasan perbukitan yang lembab dan hembusan angin yang banyak mengandung uap air, terutama pada musim-musim penghujan. Memberikan tantangan dan pengalaman baru bagi setiap pengunjung yang datang ke kawasan tersebut.

Sampai di ujung kawasan perkampungan yang berada di bagian ujung nagari Kecamatan Batang Kapas berbatasan dengan jalan buntu. Perjalanan dapat dilanjutkan, jika mau berjalan kaki melalui jalan setapak yang biasa dijadikan oleh masyarakat sekitar untuk pergi ke kebun memanen durian atau pergi “menakiek gatah” yang dipanen setiap dua hari. Untuk dapat hasil panen getah-pun sangat tergantung pada cuaca. 

Bila musim durian tiba, terutama pada bulan Januari sampai Maret sepanjang tahun, hasil panen perkebunan alami buah durian banjir keluar untuk dipasarkan. Dengan rasa dan aroma yang enak, yang selalu ditunggu oleh masyarakat luas penggemar makan durian di Sumatera Barat. Hasil panen durian berbagai ukuran dari perkebunan masyarakat Kampung Limau Hantu juga didukung hasil panen kebun durian dari kawasan sekitar Kampung Limau Hantu seperti durian dari Kampung Ambacang, dan Kampung Bungo Tanjung, Nagari Teratak Tempatih. 

Membeli durian dari tempat turun-nya dengan harga murah, aroma dan cita rasa yang melekat di lidah, khas durian “pasisie” adalah satu satu daya tarik kawasan tersebut sepanjang tahun. Terutama oleh ramainya kedatangan para toke durian di Sumatera Barat untuk mencari dan membeli durian berkualitas.

Secara spesifik tidak banyak catatan dan cerita tentang sejarah kawasan Kampung Limau Hantu, namun nama Kampung Limau Hantu ini berasal dari sebuah sejarah buah-buahan khas daerah ini ; yaitu Jeruk/Asam/Limau Hantu yang dahulunya sangat banyak ditemukan tumbuh dalam kawasan perkampungan tersebut. 

Saat ini Limau Hantu banyak digunakan oleh masyarakat untuk bahan obat tradisional yang mana ukuran limaunya lebih kecil dari limau gadang (Jeruk Bali). Akan  tetapi lebih besar ukuranya dari limau manis (Jeruk Manis). Bentuk kulitnya dan isinya sama dengan bentuk dan isi Limau Sundai. 

Limau Hantu banyak dicari oleh masyarakat disekitar kawasan atau dari luar kawasan untuk obat. Jumlah limau yang dicari biasanya selalu berjumlah ganjil, 3 butir atau 7 butir dengan berbagai macam ciri-ciri khas ; ukuran serta warna, sangat berguna untuk kelengkapan obat demam dan panas tinggi. Obat Limau Hantu dapat bermanfaat apabila sudah dibacakan mantra oleh orang “pantai”. Dan penyakitpun terbang dan lenyap seketika. 

Saat ini buah Limau Hantu sangat sulit ditemukan dan didapatkan di kawasan Kampung Limau Hantu. Hanya tinggal nama dan ciri-cirinya saja yang dapat diceritakan oleh generasi mudanya. Kalaupun ada, hanya orang-orang tertentu yang dapat menemukannya. Itu-pun harus dicari jauh ke dalam hutan untuk mendapatkannya. 

Sebagai sebuah kawasan pemukiman Kampung Limau Hantu berpenduduk lk 70 KK, mayoritas populasi terdiri dari Suku Sikumbang dan Suku Jambak. Dengan mata pencaharian utama adalah berkebun-ladang karet, durian dan bertani ; sawah padi, kacang tanah dan sayur-sayuran.

Kawasan Perkampungan Limau Hantu sangat berpotensi dikembangkan sebagai sentra kunjungan wisata ; terutama komoditi unggulan buah durian. Selain itu juga bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata alam dengan potensi aliran sungai yang tenang, banyaknya batu-batu besar, lubuak sebagai lokasi pemandian dan hamparan sawah yang menghijau, 

Kawasan dilingkung perbukitan dan aliran sungai yang panjang dengan kualitas airnya sangat jernih masih mengalir sepanjang tahun. Dengan potensi ikan-ikan lokal yang hidup dialiran sungai tersebut seperti  ikan “gariang”, “mukui”, “minki” dan udang. Juga terdapat potensi ikan panjang (sidat), ikan “madiak” di bagian hilir arah muara sungai.

Pada waktu berkunjung ke Perkampungan Limau Hantu dan anda beruntung dapat melihat hantu yang berkeliaran didalam kawasan perkampungan tersebut. Untuk dapat melihat hantu, bercengrama dengan hantu, hanya dapat dialami/dirasakan oleh orang tertentu yang dipandu oleh orang tertentu pula. Itu pikiran-pikiran liar yang berkecamuk dalam pikiran saya, seketika itu. 

Selanjutnya bagaimana caranya kawasan Perkampungan Limau Hantu menjadi salah satu destinasi baru di Kabupaten Pesisir Selatan, sebagai kawasan wisata yang mengkombinasikan tiga kegiatan secara bersamaan “eco-agro-fish”. Semoga saja terwujud, salam konservasi (Foto : Harfiandri Damanhuri, 17.07.2016).

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar