Skip to main content
Gong Budaya

follow us

Pesona Mentawai 2019 Bakal Diramaikan Berbagai Atraksi dan 9 Kuliner Khas Mentawai

Oleh. Harfiandri Damanhuri
Dosen Pascasarjana Univ Bung Hatta

Jelang Pesona Mentawai 2019. Di awal pagi. Deru bunyi mesin Kapal Mentawai Fast, membelah riak air tenang muara Sungai Batang Arau, Muaro Padang. Dengan warna air bergradasi biru, coklat, kehitaman. Aku melihat pertanda badai, lalu kutenggelam mata dalam mimpi. Aku duduk di deretan tangah bagian paling bawah dari kapal Mentawai Fast.

Tiga sengah jam pelayaran. Barulah kapal cepat yang membawa aku sampai. Si tuna besi, memperlambat kecepatan. Aku melihat ke sekeliling bagian luar kapal. Cuaca cerah, mentari lagi penuh cahaya. Akan tetapi ada sedikit pandangan kabur pada kaca kapal karena percikan uap gelombang air laut dengan kecapatan tinggi. Dengan bantuan angin menerpa dan menempel di dinding si tuna besi.

Di depan terlihat menghijau, Pulau Sipora dengan bangunan rumah panggung tepian air. Di sebelah kanan aku melihat dua pulau besar. Pulau Panjang, Pulau Awera yang menyatu dengan Pulau Simakakkang. Juga terlihat tiga onggokan kecil dari kejauhan Gugusan Pulau Setan. Sebelah kiri lambung kapal adalah tanjung hutan bakau. Terbentang dan terhampar luas vegatasi hutan bakau yang menjorok panjang ke tengah laut dengan vegetasi yang rapat dan indah, terutama dari jenis bakau Rhizopora spp. Deretan rapat vegetasi pohon bakau, memantul ke warna air laut yang membiru. Berubah warna laut menjadi gradasi biru-kehijauan yang beriak tenang.

Baca juga: 
Mentawai, Surga Wisata Dunia Dengan 7 Ikon Karya Yurnaldi Keluar Sebagai Pemenang 
Indahnya Gulungan Ombak Kepulauan Mentawai, Surfers Paradise 


Sesampai dipelabuhan Tuapeijat, aku meloncat keluar segera menuju dermaga beton. Seperti biasanya, aku selalu bertemu dengan teman-teman yang punya rute berkerja bolak-balik Padang-Mentawai setiap minggu. Dengan senyum khas, apa kegiatan ke Mentawai pak?, tanya kawan dan sahabatku. Aku juga berjumpa dengan kawan dan sahabat yang mau masuk kerja. Karena ini perjalanan diawal minggu. Warga Mentawai biasanya, menikmati Sabtu-Minggu liburan di Kota Padang. Aku memang selalu meluangkan waktu berkunjung ke objek wisata disekitaran Tuapeijat, sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Menikmati jalan pagi ke Tugu Sikerai (KM.9). Berkunjung ke Pantai Jati. Pantai Mapaddegat dengan motor yang berjarak lk 1,5 km dari titik tagline Mapaddegat, kelokasi kawasan pusat kegiatan Panggung Utama Pesona Mentawai 2019. Persiapannya sudah masuk pada pase persiapan awal.

Selain kunjungan ke objek sekitar daratan Pulau Sipora yang indah, hijau dan sejuk. Aku berkesempatan juga berkunjung ke Pulau Awera. Singgah ke Nasara Internasional Resort, Bilou Eco Resort. Bertemu "Lea" turis dari Cina. Pecinta penyu dan lingkungan alamiah. Sudah 6 tahun tinggal dan beraktifitas di Siminyak Bali.

Pada iven Pesona Mentawai nanti, menurut Kabid Pemasaran Pariwisata Mentawai, ada beberapa agenda utama yang akan dipertunjukan di lokasi ini. Terutama terkait dengan budaya, sosial, kuliner, seni original orang Mentawai.

Mulai dari atraksi panahan, atraksi tato (titi) Mentawai. Jelajah hutan bakau (edukasi konservasi). Turuk Langgai (tarian khas Mentawai), lagu tradisional asli Mentawai dan kuliner khas Mentawai.

Ada 9 jenis kuliner khas Mentawai yang bisa anda saksikan dan anda nikmati nantinya dilokasi kegiatan, diantaranya.
  • Subbet adalah makanan khas Mentawai, yang terdiri dari adonan campuran keladi dengan pisang, diberi kelapa kukur. Lalu dibuat bulatan kecil seperti godok yang dilumuri parutan kelapa halus, yang langsung menyatu dalam subbet tersebut. Lalu dimasak dengan cara dikukus.
  • Sagai adalah tepung sagu yang dijadikan adonan dengan campuran dengan air. Lalu dimasukan ke dalam bambu lemang atau biasa juga disebut kepurut daun sagu. Tepung sagu sagai bisa juga dibuat seperti oseng-oseng.
  • Batra adalah ulat sagu yang diproses secara alami. Direndam pada aliran sungai yang mengalir. Dengan mengikatkan batang sagu bulat ukuran panjang lk 50 cm. Dibiarkan beberapa lama dalam air. Maka akan muncul batra berbagai ukuran. Mengkonsumsi batra (ulat sagu) bagi warga Mentawai adalah hal yang biasa dan sudah jadi tradisi. Bisa dimakan mentah atau bisa juga dimasak seperti oseng-oseng.
  • Koddiai adalah kuliner makanan khas, berbahan baku dari lokan air tawar. Biasanya dimasak dengan suhu air tinggi (mendidih) dengan tambahan ramuan bumbu dedaunan alami.
  • Sikoira adalah jenis kuliner yang dimasak. Makanan dari isi lokan bakau. Dikeluarkan, dibersihkan, lalu direbus. Setelah masak dan matang dengan bumbu rempah dedaunan alami dengan aroma khas. Setelah matang dapat dimakan langsung.
  • Lilit adalah makanan (kuliner) yang berbahan isian kerang laut (shell fish). Adapun cara pengolahan, isi kerang yang lunak dikeluarkan dari cangkang, dibersihkan, dipotong-potong, lalu dimasak dengan cara direbus dengan berbagai bumbu alami. Setelah matang dapat dinikmati langsung, bersama keluarga dalam Uma Mentawai.
  • Torongai adalah makanan "sea food" dari hewan/biota bintang laut (star fish). Cara pengolahan untuk dapat dikonsumsi, adalah dengan cara torongai dibersihkan, dimasak dengan air yang mendidih dengan bumbu dedaunan, rempah alami dari bumi sikerei.
  • Toktongen adalah makanan dari isian kima ukuran kecil (bivalvia), yang diolah dengan cara dikeluarka isinya, dibersihkan. Lalu dimasak dengan air mendidih dengan berbagai bumbu daunan alami. Selalu pada setiap masakan tidak lupa memasukan garam sebagai varian rasa.
  • Ibasiobuk adalah cara pengolahan ikan (fresh fish) yang dimasukan dalam bambu dengan berbagai rempah dari dedaunan alami disekeliling rumah mereka. Lalu dibakar dengan perapian dapur. Dikenal juga dengan lemang ikan. Lemang ikan/lemang sagu adalah bekal kuliner yang selalu dibawa ibu-ibu, apa bila beraktifitas ke ladang, ke sungai ataupun ke laut.
Itulah beberapa Kuliner Khas Mentawai yang hanya dapat anda temukan, apabila anda datang ke Gugusan Kepulauan Mentawai. Atau anda datang ke Acara Festival Pesona Mentawai, Juni 2019, di Pantai Mapaddegat, Pulau Sipora.

Saat ini untuk beranjangsana ke Mentawai, tidaklah terlalu sulit. Ada kapal reguler, kapal cepat dan ada pesawat. Walaupun jadwalnya pada waktu tertentu saja. Dengan menggunakan moda transportasi si tuna besi, anda dapat juga ke Mentawai pulang pergi, dengan alokasi waktu singgah di Mentawai hanya 3 jam. Atau dengan moda cepat, si burung besi, punyanya Buk Susi Menteri KKP RI, aku, anda dan kita semua dapat juga mampir ke Mentawai khususnya Pulau Sipora.

Salam konservasi, dari tepian pantai barat Indonesia. Mari dukung dan hadiri kegiatan Fastival Pesona Mentawai, 2019.(hd/UBH, 04 Mei 2019).

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar