Penyair Hamzah Fansuri seorang ulama dan pujangga besar Melayu pertama yang mengubah syair-syair bersifat agama. Hamzah Fansuri adalah seorang yang sangat terkemuka dalam kalangan orang Melayu karena syair-syair dan puisi-puisinya yang menakjubkan.
Syair-syair Hamzah Fansuri yang diketahui tidak kurang 32 untaian. Syair-syairnya dianggap sebagai syair Melayu pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu, yaitu sajak empat baris dengan pola bunyi akhir (a a a a) pada setiap barisnya. Ciri-ciri sajaknya yang menonjol di antaranya menjadi puisi Melayu klasik. Pertama, pemakaian penanda kepengarangan. Kedua, banyak petikan ayat Al-quran, hadis, pepatah, dan kata-kata Arab. Hal ini menunjukkan cepatnya proses Islamisasi dalam penggunaan bahasa, kebudayaan dan sastra Melayu abad ke-16. Ketiga, dalam setiap bait terakhir syairnya selalu mencantumkan takhallus (nama diri), yaitu nama julukan yang biasanya didasarkan pada nama tempat kelahiran penyair atau tempat ia dibesarkan. Keempat, terdapat pula tamsil dan citraan-citraan simbolik yang biasa digunakan oleh penyair-penyair Arab dan Persia dalam melukiskan pengalaman dan gagasannya. Kelima, karena paduan yang seimbang antara diksi (pilihan kata), rima dan unsur-unsur puitik lainnya.
Dalam bidang Sastra, Hamzah Fansuri mempelopori pula penulisan puisi-puisi Islam bercorak kesufian, mistik, metafisik dan pembicaraan terhadap hubungan insan dengan penciptanya dan manusia seluruhnya. Kandungan puisi-puisinya sukar ditandingi oleh penyair lain yang sezaman atau sesudahnya. Beliau adalah orang pertama yang memperkenalkan syair dan puisi empat baris dengan skema sajak akhir (a a a a) seperti sebelumnya. Dilihat dari strukturnya, syair yang diperkenalkan oleh Hamzah Fansuri seolah-olah merupakan perpaduan antara sajak Persia dengan pantun Melayu. Hamzah Fansuri juga telah berhasil meletakkan dasar-dasar puitika dan estetika Melayu. Pengaruh itu masih dapat diamati sampai sekarang, seperti dalam karya penyair Pujangga Baru, sastrawan angkatan 70-an dan sebagainya. Bidang Kebahasaan, Hamzah Fansuri telah memberikan beberapa sumbangan. Pertama, sebagai penulis pertama kitab keilmuan dalam bahasa Melayu, beliau berhasil mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa intelektual dan ekspresi keilmuan yang hebat. Oleh sebab itu, kedudukan bahasa Melayu di bidang penyebaran ilmu dan persuratan menjadi sangat penting dan mengungguli bahasa-bahasa Nusantara yang lain pada waktu itu.
Sesungguhnya, Hamzah melalui pengalaman pribadi dan dirinya sebagai fokus telah menukar konsep sastra, kepengarangan dan konsep diri. Yang paling penting beliau telah mengungkapkan perubahan dari segi persepsi kehidupan dunia Melayu. Hamzah memberi sumbangan yang sangat besar kepada kesusasteraan Melayu dan Nusantara. Karya Hamzah Fansuri: Asrar al-Arifin (Rahasia Orang yang Bijaksana), Sharab al-Asyikin (Minuman Segala Orang Berahi), Zinat al-Muwahidin (Perhiasan Sekalian Orang yang Mengesakan), Syair Si Burung Pingai, Syair Si Burung Pungguk, Syair Sidang Fakir, Syair Dagang, dan Syair Perahu. Hasil karyanya mengandung benih-benih inovasi yang kemudian diwarisi oleh pengarang Melayu seperti Abdullah Munsyi dan Raja Ali Haji. Baca:juga artikel bagian pertama / (bersambung)