Skip to main content
Gong Budaya

follow us

Dua Wanita Pengarang Dari Sumatera Barat

Catatan Dasril Ahmad

Saya menemukan foto dua wanita pengarang dari Padang-Sumatera Barat ini di lembaran budaya koran Haluan, Senin, 21 April 1986. Dia adalah SOFIA TRISNI dan INRIANI. Foto mereka disertai wawancara dengan Syarifuddin Arifin menyambut “Temu Kritikus Sastra Muda Sumbar-Riau”, 25 – 29 April 1986 di Taman Budaya Padang. Dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sastra Sumatera Barat (HMSSB) bekerjasama dengan Taman Budaya Padang itu, karya cerita pendek Sofia Trisni dan Inriani/Ikarini termasuk dalam karya sastra yang ikut dibicarakan oleh 15 kritikus muda dari Sumbar dan Riau yang tampil dalam pertemuan itu.

Pengarang Wanita
Sofia Trisni
“Pertemuan para kritikus muda yang diadakan oleh HMSSB ini sebenarnya adalah usaha untuk mencari popularitas di kalangan mereka saja, sebab bagaimanapun toh kita kan ingin eksis, maunya diakui. Dengan demikian, 15 orang yang menyampaikan makalah, mau tidak mau toh mereka kritikus. Setidaknya versi HMSSB. Bagi saya? Saya kira seperti juga bagi pengarang lainnya, acara ini tentu saja sangat didambakan. Sebab berapa persen sih karya-karya sastra yang dihasilkan itu sempat dibicarakan? Para pengarang butuh kritikus, ini jelas. Nah, kalau ia sudah dijangkau oleh tangan kritikus, maka itu artinya mereka ditantang untuk terus membuat karya-karya yahg lebih bagus lagi. Mereka tahu kelemahannya, mereka menyadari kalau ternyata mengarang itu tidak hanya sekadar mengandalkan sesuatu yang fiktif belaka, tapi juga harus banyak belajar,” ujar Inriani alias Ikarini.

Sementara Sofia Trisni yang lebih dikenal sebagai seorang penyair dengan buku puisinya “Nyanyian Pebruari” (1986) menyatakan hanya kebetulan saja dua cerpen yang ditulisnya ikut dibicarakan. “Tapi yang jelas, meskipun sajak-sajak saya tidak dibicarakan, usaha ini toh tetap bermanfaat, karena di tengah-tengah kelengangan suasana bersastra di Padang, tiba-tiba ada pesta para kritikus begini. Saya mendukung acara ini. Dan rasanya ingin sekali kenal dekat dengan kritikus yang membicarakan karya saya itu. Sebab toh saya ‘kan bisa belajar dari mereka. Syukur deh, semoga sukses. Saya pasti akan mengikutinya sampai habis, Ingin tahu juga,” kata Trisni seperti ditulis Syarifuddin Arifin di koran tersebut. ***

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar