Kota Pariaman adalah salah satu kota pesisir di Sumatera Barat yang saat ini maju pesat dalam mengelola kawasan sumberdaya pesisir dan potensi biota langka penyu.Oleh.Harfiandri Damanhuri
Kota Pariaman adalah salah satu kota pesisir di Sumatera Barat yang saat ini maju pesat dalam mengelola kawasan sumberdaya pesisir dan potensi biota langka penyu. Penyu adalah biota yang dilindungi oleh lembaga internasional. Sampai saat ini Pusat Konservasi Penyu Kota Pariaman telah di kunjungi oleh lebih dari 35 negara di dunia.
Kedatangan para tamu yang melakukan perjalanan ke Kota Pariaman baik kunjungan wisata untuk tujuan kesenangan (leisure) ; berlibur/cuti, aktifitas kebudayaan, kegiatan olah raga, mengunjungi sanak saudara/family, serta untuk tujuan kesenangan lainnya dalam menikmati keindahan dan pesona kawasan pesisir pantai, laut, pulau kecil serta tidak lupa menikmati kuliner khas “nasi-sek” dan “kapalo lauk”.
Sedangkan kunjungan wisata profisional yang bertujuan menghadiri rapat dalam kegiatan internasional Triathlon, Tour de Singkarak, kerjasama internasional, perdagangan, bisnis serta wisatawan yang datang dengan tujuan lainnya seperti berkunjung dalam rangka pendidikan/penelitian (adat/budaya/agama), untuk tujuan kesehatan/pengobatan/terapi, ataupun singgah untuk sementara waktu, selain ke Kota Pariaman.
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Konservasi Penyu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Kota Pariaman yang berlokasi di Desa Apar dan Pulau Kasiek, Kecamatan Pariaman Utara. Pemilihan lokasi ini merupakan hasil penelitian dan rekomendasi dari perguruan tinggi UBH/FPIK. Sedangkan pelaksanaan pembangunan fisik UPT Penyu dimulai 2006-2008 dengan sumber dana APBN.
Dalam perjalanan waktu dan upaya promosi yang terus dilakukan. Kegiatan kunjungan lapangan dari berbagai instansi menjadikan lokasi penangkaran penyu menjadi magnit utama untuk para pengunjung datang Kota Pariaman setiap tahunnya.
Dengan beragam tamu dan tingginya tingkat kedatangan secara berkesinambungan, mendapat respon dan perhatian secara khusus dari pemerintah kota yang berupaya terus melengkapi sarana dan prasarana dalam pengembangan Kawasan Konservasi Penyu. Dalam rentang waktu 5 tahunan (2010-2015) dengan tidak meninggalkan kegiatan “pemberdayaan masyarakat”, sekitar kawasanya, Pusat Pengakaran Penyu menjadi tujuan para wisatawan lokal, nasional dan internasional bila datang ke Sumatera Barat.
Kita berharap Pusat Konservasi Penyu di Kota Pariaman tidak hanya menetas, mengembang-biakan, memelihara antar waktu beberapa tukik penyu sebelum dilepasliarkan ke laut.
Akan tetapi juga dapat mengembangkan diri/isi/”icon” (daya tarik) dari pusat konservasi penyu dengan mencoba mengkombinasikan pemeliharaan penyu bersama dengan terumbu karang (coral reef) yang sifat hidupnya soliter (berdiri sendiri) dari jenis karang Fungidae dalam bak-bak pemeliharaan penyu yang tersedia.
Atau juga dapat mengembangkan kegiatan pembesaran penyu bersama dengan kelompok karang lunak (soft coral ; anemon laut dengan ikan nemo). Tentu dengan sedikit melakukan renovasi terhadap bangunan yang ada. Selain itu ada potensi disekitar kawasan yang dapat dikembangkan seperti kawasan hutan bakau (mangrove) ; sebagai kawasan petualangan edukasi “baru”. Dengan jarak jelajah yang singkat dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di batas kawasan sebelah timur dari KKPD.
Sehingga kedepan kawasan konservasi penyu ini dapat berkembang lebih hebat, tidak hanya bermain dengan “icon” penyu saja. Juga dapat menghadirkan biota baru, karang soliter, anemon laut dan ikan nemo-nya yang indah. Dengan bonus satu daya tarik baru ; petualangan jelajah hutan bakau.
Kehadiran komunitas biota baru dan daya tarik baru kawasan petualangan jelajah hutan bakau, akan dapat meningkatkan jumlah pengunjung. Obsesi ini dapat kiranya terwujud untuk pertama kali dari Kota Pariaman, Sumatera Barat sehingga ke depan dapat menjadi satu percontohan kawasan konservasi terbaik, terlengkap di Indonesia.
Saat ini dapat dirasakan nilai ekonomi konservasi (penyu, terumbu karang, hutan bakau dan budaya masyarakat) dapat kita nikmati dan kita wariskan generasi berikutnya untuk selalu menjaga dan melindungi biota langka “penyu”, kawasan ekosistem terumbu karang dan lokasi petualangan baru ; jelajah hutan bakau, Kota Pariaman. Semoga saja, salam konservasi (23.05.2016).