Catatan Pinto Janir
Pak Halius Hosen yang kini Ketua Komisi Kejaksaan RI adalah tokoh nasional asal Gunungpangilun Padang. Ia kebanggaan rang mudiak. Ia tokoh kharismatik. Halius Hosen dikenal sebagai tokoh yang sangat dekat dengan rakyat berderai. Bahkan, beliau sangat dekat dengan para seniman, karena dasar beliau waktu muda memang gemar berseni-seni di Sanggar Seni Anekaria Gunungpangilun.
Kepedulian beliau pada dunia seni dan tradisi, sungguh sangat luar biasa. Rasa cinta beliau pada ini negeri, pada Minangkabau, usahlah ditanya. Beliau sangat peduli pada pengembangan seni dan budaya serta berkembangnya sanggar-sanggar di mana.
Halius Hosen |
Di Gunungpangilun, semasa saya menjadi Ketua Pemuda, karena Pak Halius Hosen juga akhirnya kami dapat mengangkat pentas seni dan budaya yang luar biasa ramainya. Bahkan pada saat itu, dari hasil badoncek pengunjung, kami dapat membeli seperangkat alat band beserta soundsistemnya. jadilah pemuda Gunun gpangilun, pemuda yang di kantor pemudanya ada alat band lengkap. Banyak anak-anak Gunungpangilun yang pada akhirnya menjadi pemusik. Ricky Uniang (Drumer Semen Padang/Mariani Band), Didi (gitaris). Doni (drumer), Paul, Parno, Hen Fhubu dll.
Dan bersama, Pak Halius, Pak Harmensyah (kini Direktur di BPBN), serta Belly Syaputra (pengusaha nasional), AnRoys dan saya sempat melahirkan album berbentuk pita kaset bertajuk "MINANGKABAU TACINTO".
Bersama Pak Halius Hosen, saya dan sejumlah bupati dan walikota, dan didukung oleh Mifan bersama Pak H Nelson, kami melaksanakan "Malam Seni dan Budaya dalam tajuk PUisi untuk Nagari". Alhasil, mulai dari Pak Halius, hingga Pak Fauzi Bahar,Pak Yusman Kasim, Pak Suir Syam, Pak ismet Amziz, ramai-ramai baca puisi di Mifan. Asik !
Tiap apapun acara malam seni dan budaya, bila bersama Pak Halius, yang jadi pembawa acaranya tak pernah lepas dari saya. Ya, satu salah profesi saya yang tak banyak diketahui oleh publik adalah ngemsi.
Beberapa tahun yang lalu, saya bermaksud hendak menggagas berdirinya sebuah sanggar seni bersama Rina Hastuti, Uut dan Uda Em. Rina Hastuti saya bawa dan saya perkenalkan kepada Pak Halius. Saya utarakan niat untuk mendirikan sanggar seni. Dan saya minta, pak Halius menjadi pembinanya dan memberi nama terhadap sanggar seni tersebut. Saya juga minta Pak Fauzi Bahar yang waktu itu menjadi walikota supaya ikut menjadi pembina.
Pada sebuah acara Dinas Pariwisata Kota Padang bersama PadangTV yang dihadiri Pak Halius dan Pak Fauzi Bahar, saya minta sedikit waktu 'menempe'. Kemudian saya sampaikan bahwa akan ada sebuah sanggar baru di mana nama dari sanggar tersebut akan langsung diberikan oleh Pak Halius Hosen.
" Dua jam sebelum kemari, Pinto menelpon dan meminta saya untuk memikirkan apa nama sebuah sanggar yang hendak kita dirikan ini. Tadi dalam perjalanan menuju kemari saya menemukan nama dari sanggar ini yakni PELANGI RANAH MINANG......", kata Pak Halius penuh semangat disambut tepuk gembira para hadirin.
Spontan saya juga minta supaya sanggar yang namanya baru saja keluar dari mulut Pak Halius, diresmikan oleh Walikota Padang Fauzi Bahar.
" Pinto ini ada-ada saja. Pak Halius diminta memberi sebuah nama untuk sebuah sanggar seni yang hendak ia dirikan. Eee, begitu Pak Halius memberi nama, dimintanya pula walikota langsung meresmikannya. Ini pendirian sanggar tercepat yang pernah ada, kata Pak Wali.
Sekitar seminggu sesudah itu, bersama Pak Ayang Patai, Ni Tat dan Em dan sejumlah anggota sanggar saya bawa rapat atau musyawarah sanggar untuk membentuk susunan pengurus ke Vila Danau Diateh Danau Dibawah. Saya kontak sahabat saya yang waktu itu jadi Kepala Dinas Pariwisata yakni Jasman Rizal. Saya bilang, bahwa kami mau berlatih seni dan berapat seni di sini, mohon fasilitas gratis. Olala, hebat Pak Jasman, perai saja kami rapat di sini.
Dalam musyawarah itu, diputuskan bersama-sama bahwa Pembina dari Sanggar Pelangi Ranah Minang adalah Pak Halius Hosen dan Pak Ayang Patai. Ketuanya, Rina Hastuti, saya ditunjuk sebagai Sekretaris sanggar.
Sebulan dua bulan berselang, Sanggar Pelangi Ranah Minang mengikuti sebuah event nasional di Gedung JCC Jakarta. Saya terlibat secara langsung dalam penampilan itu.Alhamdulillah, Sanggar Pelangi Ranah MInang, berhasil keluar sebagai terbaik nasional.
Kini, Sanggar Pelangi Ranah Minang, saya dengar kabar sudah sering keluar negeri. Tugas saya untuk mendirikan dan merintisnya sudah selesai.Selanjutnya...ayo adik-adik PRM...ayo jadi hebat!. ***