Ada berbagai tafsir dan versi cerita perihal Bundo Kanduang yang berkembang dalam masyarakat Minangkabau. Secara Umum cerita tentang Bundo Kanduang dipahami sebagai sosok satu orang raja perempuan di Minangkabau sekitar abad ke 16 yang pada kisah Cindua Mato dilukiskan menyelamatkan diri dari musuhnya Raja Tiang Bungkuk.
Bundo Kanduang adalah ibu dari Dang Tuangku. Dalam penyerangan Raja Tiang Bungku ke Pagaruyung, Bundo Kanduang menyelematkan diri bersama anaknya Dang Tuanku Remendung Syah Alam dan menantunya Puti Bungsu putri Rajo Mudo, Rajo di renah Sekalawi (sekarang lebih dikenal Kab. Lebong) hingga kini masih didapati makam keluarga Kerajaan Pagaruyung di Nagari Lunang dan satu buah rumah gadang yang disebut-sebut pula Istana Bundo Kanduang.
Makam Made Rubiah di Lunang |
Meskipun demikian makam keluarga Kerajaan Pagaruyung di Nagari Lunang itu lebih dikenal dengan makam Mande Rubiah dan sebuah rumah gadang tersebut didiami Mande Rubiah. Dalam konteks ini tentulah masih ada silang-cerita, apakah Bundo Kanduang raja Kerajaan Paguruyung itu sama dengan Mande Rubiah yang bermukim di Lunang atau dua sosok yang berbeda. Hal ini terutama dikarenakan berkembang cerita, bahwa keturunan dari Dang Tuangku Remendung yang jejaknya tidak terekam oleh Pagaruyung atas permintaan Bundo Kanduang sendiri dengan menyampaikan, bahwa ia beserta keturunannya sudah mengirap ke langit untuk mengelabui Tiang Bungkuk yang mengejarnya sampai ke Pagaruyung, Bundo Kanduang kembali ke Lunang tempat asal nenek moyongnya
Sementara itu terkait dengan cerita Bundo Kanduang di satu sisi dan kisah Mande Rubiah di sisi yang lain, maka wajar timbul sebuah pertanyaan, siapakah Bundo Kanduang ? kenapa sampai ke Lunang ? Apakah benar Bundo Kanduang identik dengan Mande Rubiah ? Pertanyaan-pertanyaan ini tentulah memerlukan penjelasan untuk pemahaman generasi sekarang beserta mendatang. (bk-1)